Windows Phone Sedang "Haus" Aplikasi

Selasa, 27 Maret 2012

Nokia Lumia 800

KOMPAS.com - Aplikasi, menjadi hal penting untuk keberlangsungan ekosistem sebuah sistem operasi. Microsoft dan Nokia, yang sedang fokus mengembangkan Windows Phone, sangat membutuhkan ketersediaan aplikasi untuk menandingi iOS dari Apple dan Android dari Google.

Aplikasi populer saat ini memang sudah tersedia untuk Windows Phone. Namun itu saja tidak cukup. Pengguna butuh aplikasi baru nan inovatif untuk mendukung aktivitas mereka sehari-hari.

Entah mengapa, Windows Phone belum menarik perhatian para pengembang aplikasi. Menurut survei perusahaan software open source Appcelerator dan lembaga riset IDC, ketertarikan para pengembang aplikasi untuk menciptakan aplikasi Windows Phone hanyalah 37%.

Sementara ketertarikan para pengembang aplikasi kepada iOS dan Android, masing-masing mencapai 89% dan 79%.

Di Windows Phone Marketplace, saat ini jumlah aplikasinya sudah melebihi 65 ribu aplikasi. Angka ini memang melampaui aplikasi di BlackBerry App World. Namun, jumlah tersebut masih jauh dari total ketersediaan aplikasi di Google Play dan Apple App Store.

Ketersediaan aplikasi di iOS dan Android, menjadi kunci sukses yang telah membawa keduanya sebagai pemimpin di pasar smartphone global.

Untuk meningkatkan ketersediaan aplikasi, Microsoft dan Nokia berencana meninvestasikan 23,9 juta dollar AS untuk program pengembangan aplikasi perangkat mobile yang diberi nama AppCampus, di Aalto University, Helsinki, Finlandia. Program ini berjalan mulai bulan Mei, selama tiga tahun ke depan.

AppCampus dibentuk untuk mendorong penciptaan aplikasi mobile untuk ekosistem Windows Phone, serta platform Nokia lainnya. Langkah ini menggarisbawahi keseriusan kedua perusahaan untuk memenuhi kebutuhan aplikasi pihak ketiga di Windows Phone.

Bagi Microsoft, Windows Phone adalah sebuah produk yang menjanjikan karena perkembangan perangkat mobile saat ini begitu menjanjikan. Sedangkan Nokia, menaruh harapan besar kepada Windows Phone untuk berjuang merebut kembali pasar ponsel global yang saat ini didominasi oleh Apple dan Samsung.


sumber : kompastekno

Continue Reading | komentar

Tanpa Membeli, Perusahaan Bisa "Upgrade" Kemampuan Komunikasi

Gokhan Okur/sxc.hu
Pesawat telepon masa lalu

KOMPAS.com - Perusahaan besar butuh biaya besar untuk mengupgrade kemampuan komunikasi mereka agar sesuai kemajuan zaman. Ini karena infrastruktur lawas yang ada sudah terlanjut tersebar luas.

Sebenarnya, perusahaan tak perlu membeli dan mengganti seluruhnya. Salah satu yang bisa dilakukan perusahaan adalah melakukan alih daya alias outsourcing.

Avaya menawarkan layanan tersebut di bawah label Avaya Communications Outsourcing Solutions (COS). Layanan ini akan mengambil alih tugas pengelolaan seluruh operasional komunikasi perusahaan.

Ini artinya, kemampuan komunikasi terbaru hingga perangkat-perangkat lawas akan dikelola oleh Avaya. Perusahaan pun cukup memanfaatkannya saja.

Menurut keterangan yang diterima Kompas.com, Selasa (25/3/2012), ada dua jenis perusahaan yang jadi sasaran layanan COS tersebut:

  1. Perusahaan yang siap beralih dari infrastruktur lawas namun terbatas dari sisi anggaran
  2. Perusahaan yang belum siap beralih, tapi ingin melakukan penghematan dengan infrstruktur yang sudah ada


Eric Goodness, research vice president, managed services, Gartner, Inc., mengatakan sangat penting bagi perusahaan besar untuk meng-upgrade kemampuan komunikasi mereka.

Menurut Goodness, semakin banyak perusahaan besar yang ingin melakukan itu namun dengan model dialihdayakan ke pihak lain. Inilah peluang yang kemudian diburu perusahaan seperti Avaya.


sumber : kompastekno

Continue Reading | komentar

Gara-Gara "Hacker", Australia Larang Huawei

Pemerintah Australia melarang keikutsertaan Huawei, dalam proyek pembangunan jaringan internet berkecepatan tinggi nasional.

Ini didasari kekhawatiran pemerintah Australia tentang serangan cyber yang berasal dari China. Karena Huawei adalah perusahaan asal China, mereka pun kena getahnya.

Perdana Menteri Australia Julia Gillard mengatakan, keputusan tersebut merupakan langkah bijaksana dalam perencanaan jaringan internet.

Belakangan, memang cukup banyak usaha pembajakan cyber yang dilakukan para hacker asal Beijing terhadap perusahaan-perusahaan negara barat.

Peran Huawei dan perusahaan China lainnya, yang produknya terpasang di infrastruktur telekomunikasi negara barat, disebut tidak memberi keamanan telekomunikasi.

Huawei kini dikenal sebagai produsen terbesar untuk peralatan switching yang menjadi komponen penting dalam jaringan telepon dan data.

Kendati demikian, Huawei menolak pendapat bahwa alat-alatnya berisiko dari sisi keamanan. Huawei mengklaim, mereka telah mendapat kepercayaan dari operator telekomunikasi global.

Hubungan Beijing dengan pemerintah negara barat mulai merenggang lantaran banyak keluhan serangan hacking yang ternyata berasal dari China. Serangan itu banyak ditujukan ke perusahaan minyak, teknologi, dan lainnya.

Kongres di Amerika Serikat menyatakan, akan menyelidiki apakah alat-alat dari perusahaan alat jaringan telekomunikasi asal China, menjadi penyebab banyaknya serangan hacking ke AS.

Pihak Huawei menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan pemerintah Australia. Huawei telah beroperasi di Australia sejak 2004, dan telah bekerja sama dengan operator seluler di negara kangguru itu.

"Huawei akan tetap terbuka dan transparan, serta bekerja menemukan cara untuk memberi jaminan keamanan teknologi kami," demikian pernyataan Huawei.

Huawei sendiri didirikan oleh seorang insinyur yang juga mantan anggota militer China pada 1987. Kendati demikian, mereka mengaku tidak punya koneksi dengan militer, seperti yang dikhawatirkan negara-negara barat.

Sebelumnya, pemerintah Australia dan Huawei bekerja sama membangung jaringan serat optik pada 2010, untuk memberikan akses internet kecepatan tinggi di rumah warga Australia.

Tak hanya Australia, Huawei juga sedang membangun jaringan serupa di Inggris, Selandia Baru, Singapura, Malaysia dan negara lainnya.

Saat ini, Huawei mengklaim peralatannya telah digunakan di 140 negara. Perusahaan yang berbasis di kota Shenzen ini, melaporkan pendapatannya pada semester pertama tahun 2011 telah mencapai 98,3 miliar yuan atau sekitar Rp 142,2 triliun.

sumber : kompastekno
Continue Reading | komentar

Comment Via Facebook

Download

Download youtube Video

Random Post

.:: NEW COMMENT ::.

Popular Posts Today

Entertainment

IP

Pengunjung

ThirtyThirty hotel
Powered by Best Free Counters

Top Site

Top 100 Gadget Blogs

Followers

Download

Your Links


Top Site


 
Support : Creating Website | Johny Template | Maskolis | Johny Portal | Johny Magazine | Johny News | Johny Demosite
Copyright © 2011.
.:: IT HOME SOLUTION ::.
- All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger