KOMPAS.com - Seorang pria di Florida, AS, harus dilarikan ke rumah sakit karena mulutnya terbakar ketika merokok. Pria berusia 57 tahun tersebut menggunakan rokok elektronik yang kemudian meledak di mulutnya saat dihisap. Ledakan itu menyebabkan ia harus menjalani perawatan intensif untuk lidah dan gigi depannya.
Pria yang tak disebutkan namanya tersebut memang menggunakan rokok elektronik untuk menggantikan rokok asli. Rokok elektronik dipercaya sebagai terapi yang efektif untuk menghilangkan kecanduan merokok tanpa meninggalkan kebiasaan menghisap bentuk fisik rokok.
Pihak kepolisian tidak menyebutkan merk rokok yang menyebabkan pria ini harus mengalami insiden kebakaran kecil di rumahnya. Akibat ledakan, karpet dan beberapa foto di dinding rumah pria tersebut harus ikut terbakar.
Hingga berita ini ditulis, kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap produsen rokok yang menyebabkan ledakan di mulut pengguna.
Rokok elektronik tidak dianjurkan Badan Kesehatan Dunia
World Health Organization (WHO) pada rilis yang dipublikasikan 19 September 2008 sudah menyatakan penolakan terhadap rokok elektronik. "Rokok elektronik bukan terapi nikotin yang memadai," ujar dokter Ala Alwan, Assistant Director-General dari WHO's Noncommunicable Diseases and Mental Health Cluster.
Tipikal dari rokok elektronik adalah terbuat dari stainless steel yang memiliki lubang untuk menaruh nikotin cair dalam berbagai konsentrasi. Rokok elektronik didukung oleh baterai isi ulang yang membuatnya menyala seperti rokok asli.
Pengguna bisa menyalakan dan menghisapnya tanpa menghasilkan asap yang nyata. Akan tetapi, zat kimia yang dihisapnya sama berbahayanya dengan rokok asli ketika masuk ke tubuh.
WHO tidak memiliki bukti ilmiah dari produsen rokok elektronik bahwa produk ini aman dan layak dianjurkan. WHO menolak rokok elektronik dianggap sebagai bantuan bagi perokok untuk menghentikan kebiasaan merokok.
Food and Drug Administration (FDA) di AS pada tahun 2010 pernah mengingatkan lima perusahaan rokok elektronik untuk membuat praktek manufaktur yang baik, juga membuat klaim kesehatan yang bisa dibuktikan dari penggunaan rokok elektronik.
Rokok elektronuk diproduksi pertama kali di China pada tahun 2004. Negara lain kemudian mengadopsi konsep rokok elektronik ini dan memproduksinya di negaranya, yakni Brazil, Kanada, Finlandia, Israel, Lebanon, Belanda, Swedia, Turki, Inggris, dan AS.
sumber : kompas tekno
0 komentar:
Posting Komentar
Please Coment my Blog