
"Ini pengembangan yang kelima, sebelumnya ada pelatuk, wulung, gagak, dan alap-alap. Namun walaupun sudah 5 pesawat yang diciptakan, baru Srinti yang akan diberdayagunakan oleh pemerintah. Belum ada yang dipakai, baru Srinti ini yang rencananya akan dipakai pemerintah," ujar Armanto, salah seorang enginer lainnya.
Pada bulan November nanti,rencananya Srinti akan digunakan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan untuk pengawasan zona laut terluar Indonesia. Ini bertujuan agar tidak terjadi lagi penerobosan kapal-kapal asing.
"Kita akan bekerja sama dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan untuk pengawasan laut terluar indonesia," ujar Armanto lebih lanjut.
Srinti berbahan bakar methanol seperti yang dipakai di pesawat aero modelling. Jarak pengendalian maksimum Srinti adalah 45 km. Pengendalian pesawat menggunakan Ground Control Station (GCS).
GCS terdiri dari remote control yang digunakan saat lepas landas dan mendarat. Saat di udara Srinti bergerak autonomus, sesuai titik-titik yang telah ditentukan di komputer. Pergerakan peswat ini menggunakan software Dynamic c# dengan prosesor Rabbit 4000 yang telah dikembangkan oleh tim BPPT.
sumber : kompas tekno
0 komentar:
Posting Komentar
Please Coment my Blog